Senin, 05 Oktober 2015

Keutamaan Amalan Bulan Muharram

Hikmah keutamaan makna dan amalan di tahun baru Islam 1 Muharram adalah tidak sedikit jumlahnya. Dan sebagai umat islam tentunya momentum tahun baru Islam 1 Muharram di tahun 2015 ini bertepatan dengan 1 Muharram 1437 H adalah untuk intropeksi diri dan meningkatkan keimanan ketakwaan.

Tentunya sebagai Umat Islam dalam menyambut Tahun Baru Islam 1437 H tahun 2015 ini kita harus merefleksikan dan juga untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam perjalanan hijrah nabi secara kontekstual, yakni hijrah dari nilai-nilai yang buruk menuju penciptaan nilai yang lebih baik.

Masyarakat kita khususnya masyarakat jawa mengenal 1 muharram ini dengan sebutan bulan suro atau 1 suro bahkan berbagai kegiatan ritual budaya kepercayaan dengan sebutan malam 1 suro telah mengakar dalam masyarakat kita.

Keutamaan Amalan Bulan Muharram

Dalam sejarah tahun baru islam tahun baru Hijriah ini adalah dimulai dan dihitung dari saat Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ditetapkan sebagai permulaan Tarikh Islam (Tahun Baru Hijriyah).

Karena setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dakwah Islam mulai mencapai kejayaannya yang gemilang. Kalau sebelum hijrah ummat Islam adalah golongan yang ditindas dan disiksa oleh kaum Musyrikin.

Maka setelah Nabi hijrah kaum muslimin telah mempunyai kedudukan yang kuat dan telah terbentuk sebuah negara Islam yang memiliki peraturan, pimpinan serta undang-undang tersendiri.

Amalan-Amalan Bulan Muharram


Muharram berasal dari kata yang dalam Bahasa Indonesia artinya 'diharamkan' atau 'dipantang' yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Makna tersebut menandakan bahwa bulan Muharram akan menjadi bulan yang damai bagi seluruh umat.

Momen tahun baru Islam merupakan sarana untuk memperkokoh ukhuwah Islamiah (persaudaraan) sehingga dapat menghindari perpecahan dan perbedaan pemahaman sesama umat Islam.

Bulan ini adalah bulan di mana Allah muliakan dan Rasulullah serta para sahabatnya mengagungkannya. Sepatutnya juga kita mengagungkan bulan ini dengan meningkatkan ibadah dan amal shalih, baik secara kuantitas dan kualitas.

Berikut dalil yang menjelaskan akan Keagungan Keutamaan Kemuliaan Bulan Muharram seperti yang tersebut di dalam Al-Qur'an surat At Taubah : 36 yang artinya adalah sebagai berikut :
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."

Bulan Muharram benar-benar sangat istimewa sebab disebut syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan kepada lafazh jalalah Allah. Sebab disandarkannya bulan ini kepada lafazh jalalah Allah, ini-lah yang memperlihatkan keagungan dan juga keistimewaannya.

Kata Muharram artinya 'dilarang'. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya.

Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.

Amalan-Amalan Bulan Muharram

Ada beberapa amalan ibadah di bulan Muharram dan berikut beberapa amalan sunnah pada bulan Muharram seperti yang dilansir dari media website konsultasisyariah.com antara lain adalah seperti berikut ini :

Puasa Asyura (Puasa Tanggal 10 Muharram)

Hari Asyuro merupakan hari yang sangat dijaga keutamaannya oleh Rasulullah, sebagaimana hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam begitu menjaga keutamaan satu hari di atas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (yaitu hari ‘Asyuro) dan bulan yang ini (yaitu bulan Ramadhan).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pahala keutamaan puasa asyuro adalah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadist yaitu Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan : Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura', kemudian beliau menjawab: "Puasa Asyura’ menjadi penebus dosa setahun yang telah lewat." (HR. Muslim dan Ahmad).

Puasa Asyura ini adalah merupakan kewajiban puasa pertama dalam Islam, sebelum Puasa Ramadhan.

Memperbanyak Amalan Shalih dan Menjauhi Maksiat

Mengingat besarnya pahala yang diberikan oleh Allah melebihi bulan selainnya, hendaknya kita perbanyak amalan-amalan ketaatan kepada Allah pada bulan Muharram ini dengan membaca Al Qur’an, berdzikir, shadaqah, puasa, dan lainnya.

Selain memperbanyak amalan ketaatan, tak lupa untuk berusaha menjauhi maksiat kepada Allah dikarenakan dosa pada bulan-bulan haram lebih besar dibanding dengan dosa-dosa selain bulan haram.

Qotadah rahimahullah juga mengatakan, "Sesungguhnya kezaliman pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya."

Memperbanyak Puasa Di Bulan Muharram

Berikut ini adalah dalil disunnnahkannya memperbanyak puasa pada bulan muharram yaitu antara lain adalah sebagai berikut :
  • Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim).
  • Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan : "Saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih satu hari untuk puasa yang lebih beliau unggulkan dari pada yang lainnya kecuali puasa hari Asyura’, dan puasa bulan Ramadhan." (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula. Pada bulan ini tepatnya pada tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun.

Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah saw. menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah. Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa 10 Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah menjadi Puasa Sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya : Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)

Walaupun ada kesamaan dalam ibadah, khususnya berpuasa, tetapi Rasulullah saw. memerintahkan pada umatnya agar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yahudi, apalagi oleh orang-orang musyrik. Oleh karena itu beberapa hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari 'Asyura.

Secara umum, cara berpuasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan yaitu antara lain sebagai berikut :
  1. Berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram.
  2. Berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal 9 dan 10, atau 10 dan 11.
  3. Puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena ketika Rasulullah memerintahkan untuk puasa pada hari 'Asyura para sahabat berkata: "Itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, beliau bersabda: “Jika datang tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan, akan tetapi beliau meninggal pada tahun tersebut." (HR. Muslim).
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Oleh karena itu salah satu momentum yang sangat penting bagi umat Islam yaitu menjadikan pergantian tahun baru Islam sebagai sarana umat Islam untuk muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan rencana ke depan yang lebih baik lagi.

Momentum perubahan dan perbaikan menuju kebangkitan Islam sesuai dengan jiwa hijrah Rasulullah saw. dan sahabatnya dari Makkah dan Madinah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar